Penebangan hutan dan siklus air adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Keduanya saling berhubungan dan memiliki keterkaitan yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Sayangnya, seringkali penebangan hutan dilakukan tanpa memperhitungkan dampaknya terhadap siklus air.
Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, penebangan hutan di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini tentu akan berdampak pada siklus air, dimana hutan berperan sebagai penyimpan air dan penyerap karbon dioksida. Jika hutan terus ditebangi, maka siklus air akan terganggu dan bisa menyebabkan berbagai bencana alam seperti banjir dan longsor.
Para ahli lingkungan juga telah mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara penebangan hutan dan siklus air. Profesor Robert T. Walker dari University of Florida mengatakan, “Hutan-hutan yang sehat sangat penting untuk menjaga siklus air di bumi. Jika hutan terus ditebangi tanpa reboisasi yang memadai, maka akan terjadi kerusakan yang tidak bisa diperbaiki dalam waktu singkat.”
Selain itu, Dr. Jane Goodall, seorang ahli primata dan lingkungan, juga menekankan perlunya kesadaran akan pentingnya menjaga hutan untuk menjaga siklus air. Beliau menyatakan, “Hutan-hutan adalah paru-paru dunia dan sumber kehidupan bagi banyak makhluk hidup. Kita harus berhenti merusak hutan demi kepentingan pribadi dan memikirkan masa depan bumi kita.”
Maka dari itu, sudah saatnya kita semua memahami keterkaitan yang sangat penting antara penebangan hutan dan siklus air. Kita harus berusaha untuk menjaga hutan agar tetap lestari demi keberlangsungan kehidupan di bumi ini. Selamatkan hutan, selamatkan siklus air, selamatkan bumi kita.