Penebangan Hutan dan Perubahan Iklim: Bagaimana Siklus Air Terpengaruh?
Penebangan hutan dan perubahan iklim merupakan dua masalah lingkungan yang saling terkait dan memiliki dampak yang serius terhadap siklus air di Bumi. Penebangan hutan yang tidak terkontrol telah menyebabkan berkurangnya luas hutan di seluruh dunia, sementara perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca semakin mempercepat proses kerusakan lingkungan.
Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), penebangan hutan khususnya di Indonesia telah menyebabkan berkurangnya hutan hujan tropis yang berperan penting dalam menjaga siklus air. “Penebangan hutan yang tidak terkontrol dapat mengganggu proses evapotranspirasi yang merupakan bagian penting dari siklus air di alam,” ujar Dr. Ahmad Zamroni, ahli lingkungan dari Institut Teknologi Bandung.
Siklus air yang terganggu akibat penebangan hutan dan perubahan iklim dapat menyebabkan berbagai masalah seperti banjir dan kekeringan. “Ketika hutan ditebang, kemampuannya dalam menyerap air dari tanah dan mengeluarkannya kembali ke atmosfer juga berkurang. Hal ini dapat menyebabkan banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau,” tambah Dr. Zamroni.
Upaya untuk mengatasi masalah penebangan hutan dan perubahan iklim perlu dilakukan secara bersama-sama oleh pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. “Penegakan hukum terhadap praktik penebangan hutan ilegal perlu ditingkatkan, sementara upaya penghijauan dan konservasi hutan juga harus didorong,” ujar Bapak Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia.
Dengan memperbaiki keadaan hutan dan mengurangi emisi gas rumah kaca, diharapkan siklus air di Bumi dapat kembali stabil dan mengurangi dampak buruk perubahan iklim. “Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan agar dapat memberikan manfaat bagi kehidupan di masa depan,” tutup Dr. Zamroni.